Kisah Pura Melanting cukup menarik. Percaya atau tidak, kisah mistik ini masih sering dibicarakan sampai saat ini. Pura Melanting adalah salah satu Pura yang dibangun untuk memperingati kunjungan seorang Pendeta Hindu dari Pulau Jawa, yaitu Danghyang Nirartha. Pura ini diyakini menjadi tempat di mana putri sulungnya, Ida Swabawa, berstana disini.
Pura ini berada di tengah hutan di kaki bukit Pemuteran, Bali Utara. Sebuah tempat parkir besar tersedia bagi pengunjung dan beberapa berjejer warung-warung di daerah sekitarnya menyediakan minuman dan makanan ringan. Suasana hutan yang agak sepi telah berubah menjadi sedikit ramai dengan lampu-lampu jalan yang membentang di sisi-sisi jalan dan tempat parkir. Untuk mencapai daerah ini dari jalan utama Pemuteran, terdapat jalan sempit melewati suatu hutan kecil dan rumah-rumah para penduduk. Dari tempat parkir anda dapat melihat tangga, dan kita perlu memanjat masuk ke dalam kompleks Pura. Dua patung naga besar menghiasi gerbang utama dan dari bawah tangga Pura akan tampak megah. Dalam perjalanan ke gerbang utama ada sebuah tempat kecil di mana orang-orang akan berdoa menempatkan Banten mereka dan mendapatkan air suci untuk membersihkan pikiran mereka sebelum mereka pergi lebih jauh ke bagian utama.
Seperti kebanyakan Pura di Bali, setelah kita memasuki gerbang utama Pura di mana orang tengah melakukan persiapan untuk Banten-Banten mereka. Setelah itu terdapat bagian utama tempat berdirinya Pura-Pura yang besar dan indah. Bangunan Pura ini dibangun kembali oleh pemerintah dan didesain ulang oleh seorang arsitek terkemuka Bali, Ida Bagus Tugur. Ketenangan tempat ini menciptakan suasana yang sempurna bagi orang-orang untuk memanjatkan doa-doa mereka dan juga untuk bermeditasi. Beberapa orang datang pada waktu malam hari terutama untuk melakukan meditasi. Pemandangan yang dapat dilihat dari Pura sangant luar biasa, perbukitan hijau yang mengelilingi Pura, dan dari bagian utama Pura kita dapat melihat Laut Jawa yang berwarna biru. Angin dingin dan suara dari makhluk hidup yang berada di hutan sangat menenangkan jiwa. Para Pemangku, yang mengurus Pura sangat ramah kepada pengunjung. Mereka memiliki bagian informasi di mana anda bisa menyewa kamben dan mendapatkan beberapa informasi tentang Pura ini. Masyarakat Hindu, yang datang untuk berdoa di Pura ini, tidak hanya dari daerah lokal saja, namun dari seluruh Bali dan juga dari pulau luar Bali. Kegiatan keagamaan di Pura ini berlangsung siang dan malam. Di malam hari suasana di Pura akan menjadi lebih mistis dan misterius.
Fungsi Pura Melanting Bagi Masyarakat Hindu di Bali
Masyarakat Hindu di Bali adalah masyarakat yang sosial religius, yang selalu berhubungan erat dengan alam Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa), sehingga banyak dijumpai pura-pura sebagai tempat pemujaan terhadap manifestasiNya yang sesuai dengan fungsinya bagi masyarakat Hindu seperti pelinggih, penunggun karang, pura dadia, sanggah kemulan, pura khayangan tiga dan lain-lain. Pura Melanting adalah salah satu pura yang bersifat fungsional sebagai tempat dari pemujaan Bhatari Melanting. Bhatari Melanting dapat disejajarkan dengan Dewa Kwera (dewanya uang) yang di Bali lebih dikenal dengan sebuah Bhatari Rambut Sedana. Adapun yang berwujud sebagai Bhatari Melanting adalah Ida Ayu Subawa yaitu putri dari Dang Hyang Nirarta yang telah berubah wujud. Pura Melanting terletak di pojok timur laut, mengarah ke pasar dan ada juga Pura Melanting itu terletak di tengah-tengah pasar. Yang memuja dan yang bertanggung jawab terhadap Pura Melanting adalah orang-orang yang terlibat didalam kegiatan pasar, baik pedagang, maupun buruh bertanggung jawab terhadap Pura Melanting beserta piodalannya.
.
Pura Melanting adalah termasuk aspek agama dan kebudayaan yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan masyarakat untuk menyediakan Bhoga, Upa Bhoga dan Pari Bhoga, menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Pasar adalah salah satu tempat untuk beraktifitas untuk mengejar Jagathita (kebahagiaan jasmani) seperti tempat menyediakan bahan sandang, pangan dan papan dan tidak mengabaikan kepentingan rohani dengan pura Melantingnya. Dengan adanya kemajuan teknologi pasar telah banyak mengalami perubahan-perubahan baik dari sarana prasarananya namun dengan demikian juga halnya keadaan pura Melanting dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih permanen. Walaupun demikian tidak merubah fungsi terhadap pura melainkan tetap mempertahankan fungsinya sebagaimana mestinya oleh masyarakat Hindu dan nilai-nilai keagamaannya sama sekali tidak luntur terbukti masih adanya kepercayaan kepada Bhatari Melanting. Hal ini pula menjadikan salah satu gaya tarik pulau Bali terhadap para wisatawan.
Fungsi Pura Melanting Dalam Hubungannya dengan Pasar
Antara Pura Melanting dengan pasar mempunyai hubungan yang sifatnya saling tunjang menunjang sehingga terwujudnya jual beli antara para pedagang dengan pembeli baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Definisi Pura Melanting
Pura Melanting adalah merupakan salah satu tempat pemujaan umat Hindu di Bali. Pura tersebut bersifat fungsional sebagai stana (pelinggih) Bhatari Melanting. Bhatari Melanting dari segi niskala sebagai kepala pimpinan "Wong Samar" yang menguasai seluruh jagat raya ini, sedangkan ditinjau dari segi rohani beliau bertugas melindungi/mengayomi para pedagang dan memberikan keselamatan warga masyarakat pada setiap Bale Banjar dan setiap pasar-pasar yang ada di Bali.
Arti dan Pengertian Melanting
Pura Melanting adalah merupakan tempat para pedagang untuk memohon keselamatan, ketentraman lahir batin sehingga pada saat berdagang dapat memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diinginkan. Pura Melanting pada umumnya didirikan di dalam setiap pasar di Bali.
Kata Melanting berasal dari kata mel dan anting. Kata mel berarti kebun, di samping itu kata mel berarti sifat tidak ramah, berat mulut, mel juga berarti lembab. Sedangkan kata anting berarti batu. Dari kata anting menimbulkan kata anting-anting yang artinya:
- Perhiasan telinga yang terbuat dari emas.
- Batu seperti bandul.
- Burung anting (nama burung).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kata Melanting dapat dipisahkan menjadi kata "mel" dan kata "anting". Mel berarti kbun dan anting berarti bergantungan pada tali. Melanting adalah suatu tempat persembahan hasil bumi yang dipersembahkan kehadapan Ida Ayu Swabawa sebagai Bhatari Melanting (Dewa yang menguasai pasar). Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli untuk mengadakan tawar menawar (transaksi) sehingga terdapat persetujuan kedua belah pihak. Melanting adalah tempat persembahan/persembahyangan untuk menghaturkan segala hasil bumi sebagai ucapan terima kasih kehadapan Bhatari Melanting yang beristana di sana serta memohon keselamatan sehingga tidak diganggu oleh wong samar.
Beberapa meternya terdapat pura kaca yang dimana kalaubersembahayang disana menggunakan alat-alat makeup atau parfum diyakini dalam pura ini memeng sangat berbeda dengan pura-purayang lainnya kita bisa langgsung memakai alat-alat makeup atau parfum tersebut setelah melakukan persembahyangan dengan bahasa balinya memasupati.
Demikianlah hasil observasi kami, di pura melanting tersebut dengan melakukan kegiatan observasi ini kami yang mulanya tidak tahu menjadi tahu tentang sejarah serta fungsi pura-pura yang kami kunjungi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar